Kelainan Menstruasi
Wanita. Menstruasi tidak hanya menggambarkan kesehatan dari uterus saja, tetapi juga dari kelenjar endokrin yang mengontrolnya, ovarium, hipofisis anterior dan hipotalamus. Kelainan dari sistem reproduksi wanita sering melibatkan kelainan menstruasi.
Amenorea,- Adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Amenorea Primer
Adalah tidak terjadinya menarche sampai umur 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Dapat disebabkan karena gangguan endokrin, biasanya gangguan di hipofisis dan hipotalamus atau karena faktor genetik yang menyebabkan kelainan perkembangan ovarium dan uterus.Patofisiologisnya
Dibagi menjadi 4 macam kompartemen :
- Kompartemen IV, kelainan pada HPO Axis. Hipotalamus gagal dalam mensekresi GnRH, jadi hipofisis anterior gagal untuk mensekresi LH dan FSH. Ovarium tidak menerima sinyal hormonal yang normalnya memulai siklus menstruasi. Karena hormone ovarium, cirri-ciri sekunder tidak berkembang.
- Kompartemen III, gangguan hipofisis anterior, termasuk tumor, menyebabkan gangguan terhadap organ target, ovarium, tidak menerima sinyal, sehingga ovulasi dan menstruasi tidak terjadi. Pada beberapa kasus terjadi perkembangan ciri-ciri sekunder, tapi pematangan seksual terganggu sebelum menarche, yang normalnya mengakhiri pubertas.
- Kompartemen II, meliputi ovarium, beberapa penyakit genetik berhubungan dengan amenorea primer. Seperti sindrome turner, pada sindrom turner kromosomnya 45X/46xx, struktur X/Y abnormal, ovarium kekurangan gamet. Tanpa folikel dan gamet, perkembangan folikuler dan sekresi estrogen tidak akan terjadi.
- Kompartemen I, perkembangan uterus yang tidak semourna atau bahkan tidak ada uterus.. wanita tanpa uterus atau vagina biasanya mempunyai ovarium yang berfungsi normal. Kerangkanya berkembang dan ciri-ciri sekundernya berkembang dengan baik, tapi menstruasi tidak terjadi karena uterus tidak merespon stimulasi hormon selama pubertas.
Amenorea Sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak terjadi menstruasi selama 3-6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi. Amenorea sekunder dapat dipicu oleh penurunan berat badan yang drastis, baik penurunan karena malnutrisi ataupun olahraga yang berlebihan. Amenorea sekunder normal selama masa remaja awal dan periode perimenopause, kehamilan dan laktasi.Patofisiologi
Pada wanita dengan tingkat steroid hormon ovarium yang normal, amenorea sekunder terjadi karena struktur yang abnormal atau karena terjadinya kompartemen I. pada wanita dengan tingkat steroid hormon ovarium yang tinggi, gangguan ovarium dapat memicu terjadinya amenorea (kompartemen II). Hormon ovarium yang berlebihan mengganggu hubungan timbale balik antara hormone yang bervariasi dari HPO Axis, mencegah ovulasi. Tidak terjadinya ovulasi, bisa disebabkan karena prolaktin yang meningkat, gonadotropin yang menurun, dan sekresi gonadotropin yang tidak teratur (kompartemen III).Penulaian laboratorium dan Pengobatan
Langkah pertama adalah menentukan apakah ada kelainan hormonal yang disebabkan oleh kelainan pada hipotalamus-hipofisis atau kelainan gonad. Penentuan ini dibuat dengan mengukur FH serum. Jika FSH serum tetap meningkat pada pemeriksaan ulang, kemungkinan besar wanita itu mengalami kelainan ovarium primer. Jika FSH serum tetap normal atau rendah, kemmungkinan besar masalahnya terletak pada hipofisis atau hipotalamus.Penanganan amenorea sering didasarkan pada kelainan patologik yang mendasarinya. Wanita dengan adenoma hipofisis yang menskresi prolaktin harus ditangani dengan reseksi trans-sfenoidal dari tumor hipofisis. Wanita dengan defisiensi hipotalamus-hipofisis atau ovarium harus mendapat terapi penggantian estrogen dan proggesteron yang diberikan secara siklik. Pengobatan kombinasi estrogen dan progesterone membantu memelihara karakteristik seksual sekunder dan mencegah atrofi vagina. Pada wanita dengan hipopituitarisme atau tumor hipofisis, fertilitas dapat dipulihkan dengan pemberian FSH manusia dan human chorionic gonadotropin (hCG), yang bekerja seperti LH. Terapi ini mahal dan membutuhkan pengawasan yang ketat untuk dosis dan respons estradiol untuk menghindari kehamilan ganda atau terjadinya kista ovarium.
DISMENOREA
Dismenorea adalah menstruasi yang sangat nyeri disebabkan oleh kejang otot uterus. Dismenorea primer adalah menstruasi yang sangat nyeri yang bersamaan dengan pengeluaran prostaglandin pada sikslus ovulasi, tapi tanpa penyakit pelvis. Sekitar 50% dan 75% dari wanita usia 15 hingga 25 tahun terkena dismenorea. Selain rasa sakit, gejala lainnya adalah sakit kepala, diare atau konstipasi, perubahan emosional dan nausea (mual, rasa ingin muntah). Rasa sakit pada dismenorea primer kemungkinan adalah hasil dari kontraksi uterus, yang dikarenakan iskemia otot uterus dan prostaglandin yang dikeluarkan uterus. Dismenorea sekunder adalah rasa nyeri saat menstruasi yang bersamaan dengan patologi pelvis. Pada beberapa kasus disebakan karena tumor uterus, inflamasi pelvis dan endometriosis.Patofisiologi
Wanita selama periode rasa nyeri memproduksi 10 kali lebih banyak prostaglandin F2alfa pada darah menstruasi, yang merangsang hiperaktivitas uterus. Prostaglandin dikeluarkan selama 48 jam pertama menstruasi, dimana gejala sedang terjadi. Wanita yang tidak memiliki siklus ovulasi karena menggunakan kontrasepsi oral, tidak mengalami dismenorea primer.Pengobatan
Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi, dismenorea primer dapat dihilangkan dengan kontrasepsi hormon. Kontrasepsi hormon menghentikan ovulasi, dan juga mengurangi sintesis prostaglandin dan kontraksi miometrial. Diet rendah lemak dan olahraga secara teratur mencegah gejala-gejalanya dismenorea.HIPERMENOREA
Hipermenorea ialah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari. Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya ada mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, dan gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid. Terapi pada hipermenorea pada mioma uteri tergantung dari penanganan mioma uteri, sedangkan diagnosis dan tterapi polip endometrium serta gangguan pelepasan endometrium terdiri dari kerokan.HIPOMENOREA
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan lebih kurang dari biasanya. Penyebabnya terletak pada konstitusi penderita, pada uterus, pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.POLIMENOREA
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau menjadi pendeknya masa luteal. Penyebab lainnya adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.OLIGOMENOREA
Disini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu dan fertilitas cukup baik.SINDROM PRAMENSTRUASI (PREMENSTRUAL SYSTEM)
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah gabungan dari gejala-gejala fisik dan fisiologik yang terjadi sebelum menstruasi dan menghilang setelah menstruasi dimulai. Gejala-gejalanya berbeda pada masing-masing individu, seperti edema, penambahan berat badan, payudara membengkak dan melunak, sakit punggung, konstipasi, erupsi kulit, lesu dan letih, gelisah, sakit kepala dan kekakuan. Walaupun PMS dihubungkan dengan siklus produksi hormon ovarium, tapi gejala-gejalanya tidak secara langsung mengubah tingkatan hormon-hormon ini.
Perkiraan insidens gejala PMD pada wanita berkisar 25-100%. Bagi kebanyakan wanita, gejala-gejalanya hanya rasa kesal, namun bagi yang lain, sekitar 5-10% wanita dengan PMS akan mengalami kesulitan yang serius. Diagnosis PMS paling baik ditegakkan setelah wanita tersebut terus mengalami gejala-gejala yang sama dalam kurun waktu 2-3 bulan. Kurang dari 50% wanita-wanita ini dinyatakan mempunyai diagnosis yang pasti dari PMS setelah dilakukan penilaian dari catatan mengenai keadaannya.
Gejala-gejala dapat dimulai pada saat menarche dan makin lama makin berat. PMS yang berkepanjangan biasanya berkaitan dengan kesulitan psikologis sekunder seperti menarik diri dari aktivitas social dan kesulitan memelihara hubungan, termasuk dengan anak-anak mereka. Karena sebab dari PMS tidak diketahui pasti dan gejalanya bervariasi maka tujuan pengobatan yang utama adalah untuk sebisa mungkin meredakan geala-gejala yang paling jelas. Terapi nonfarmakologis , dengan atau tanpa pengobatan, dianggap lebih efisien dalam mengontrol gejalanya. Memperbanyak asupan karbohidrat, serat dan air, mengurangi kafein, alkohol, gula dan lemak hewani juga membantu.
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL (DYSFUNCTIONAL UTERINE BLEEDING)
Perdarahan uterus disfungsional adalah perdarahan yang terjadi tanpa adanya sebab organik atau lesi organik. DUB terjadi karena gagalnya pematangan folikel ovarium hingga mencapai ovulasi dan pembentuka korpus luteum (anovulasi). Ini akan mengakibatkan produksi estrogen yang terus menerus oleh folikel dan tanpa adanya korpus lureum berarti progesterone tidak diproduksi. Perubahan keadaan hormonal ini akan mengakibatkan periode perdarahan anovulatoir yang bergantian dan biasanya sangat berat, serta amenore. Keadaan ini disebabkan oleh perangsangan estrogen dalam derajat yang berbeda-beda terhadap endometrium.
Frekuensi perdarahan periodik tergantung dari variasi jumlah folikel yang berfungsi. Beberapa dapat menjadi aktif dalam waktu yang bersamaan, mengakibatkan produksi estrogen dalam kadar yang tinggi. Tingginya kadar estrogen dan tidak adanya progesteron mempengaruhi endometrium sehingga terjadi proliferasi selama beberapa minggu atau bulan. Terjadinya penurunan estrogen, dapat disebabkan oleh degenerasi beberapa folikel atau semakin meningkatnya kebutuhan akan estrogen dengan makin membesarnya jaringan endometrium sehingga produksinya tidak mencukupi. Kedua keadaan ini mengakibatkan perdarahan karena penuruna estrogen, yang berbeda dalam hal saat terjadinya, lamanya dan jumlahnya.
Pada dewasa, perdarahan yang berlebihan, tak teratur dan berkepanjangan, biasanya berkaitan dengan belum matangnya HPO Axis. Jika perdarahan sangat berat, dapat terjadi keadaan akut yang membutuhkan penanganan yang tepat, karena dapat timbul hipovolemia (penurunan abnormal volume cairan plasma dalam tubuh) dan anemia sekunder akibat kehilangan darah.
Pengobatan
Terapi yang biasa digunakan adalah hormonal, terapi estrogen atau terapi progesteron. Untuk wanita dengan menoragia/dismenorea tiba-tiba tidak berhubungan dengan siklus anovulasi, penghambat prostaglandin sintetase efektif dalam mengurangi perdarahan. Pengobatan ditujukan untuk menghentikan proses dengan pemberian estrogen setiap hari dan progesteron dari hari ke 15 sampai hari ke 25 pada tiap siklus untuk merangsang fase folikuler.
Terapi yang biasa digunakan adalah hormonal, terapi estrogen atau terapi progesteron. Untuk wanita dengan menoragia/dismenorea tiba-tiba tidak berhubungan dengan siklus anovulasi, penghambat prostaglandin sintetase efektif dalam mengurangi perdarahan. Pengobatan ditujukan untuk menghentikan proses dengan pemberian estrogen setiap hari dan progesteron dari hari ke 15 sampai hari ke 25 pada tiap siklus untuk merangsang fase folikuler.
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Dan Pengertian Kelainan Menstruasi"
Posting Komentar